Sabtu, 20 November 2010

Apakah hidung anda tersumbat karena rhinitis alergi?

Jangan menggunakan terlalu banyak dekongestan (efeknya akan berkurang dan penggunaan yang berlebihan akan merusak selaput lendir hidung)

Sebaliknya dapat digunakan larutan garam fisiologis (9gram garam dapur- yaitu 2 sendok teh kecil dilarutksn dalam i liter air matang) diteteskan disetiap lubang hidung. (dapt pule beli di apotik)

Merokok?

Nikotin tembakau menyebabkan hidung lebih tersumbat. Maka hentikan merokok dan mintalah agar mereka yang ada disekitar anda juga berhenti merokok.

Tanda-tanda kerusakan bahan makanan

Menjaga kesehatan penting bagi kita, salah satu caranya dengan melakukan pencegahan agar sumber penyakit tidak masuk kedalam tubuh kita. Oleh karena itu kita perlu memilih bahan makanan mentah yang akan kita gunakan dalam masakan dengan benar. Agar kita dapat memilih bahan makanan dengan benar kita perlu mengetahui tanda-tanda kerusakan dan kebusukan.

Tanda-tanda kerusakan daging dan produk olahanya

Terdapat bau-bau yang tidak enak seperti bau tengik atau bau busuk, berlendir, warna berubah, rasa menjadi asam, dan bulukan pada dendeng kering. Daging kaleng yang sudah menggembung.

Tanda-tanda kerusakan ikan

Bau tengik atau busuk seperti bau gas amonia dan belerang, berlendir, warna berubah, kulit dan daging ikan menjadi pucat, daging ikan menjadi tidak kenyal, dan bulukan pada ikan kering.

Tanda-tanda kerusakan telur

Telur utuh menurun beratnya, kantung telur membesar, timbulnya bintik-bintik hijau, hitam atau merah, tumbuhnya kapang, keluarnya bau busuk.

Tanda-tanda kerusakan susu

Rasa susu menjadi asam atau tengik, menggumpal, terbentuk gas dan lendir, tumbuhnya kapang pada produk susu kering

Tanda-tanda kerusakan sayur

Memar, layu, timbulnya bintik-bintik berwarna, timbulnya bau alkohol dan rasa aswam serta gas, menkadi lunak dan berair

Tanda-tanda kerusakan biji-bijian, kacang-kacangan serta umbi-umbian

Bulukan karena pertumbuhan kapang, timbulnya bintik-binitk berwarna

-dari cpmb-

Jumat, 10 September 2010

Tips mengatasi insomnia just try it

insomnia dapat merupakan gejala akibat gangguan fisik meskipun sebagian besar dikarenakantekanan, stress, dan ansietas.Pergi ke dokter, mereka mungkin dapat mengetahui penyebab insomniamu dan mungkin juga dapat memberimu obat untuk mengatasi masalahmu Berikut beberapa tips dan cara untuk menangani insomnia

1. mandi air hangat bisa menggunakan garam, hal ini dapat merelaxkan tubuhmu

2. pijatan. yah mnurutku pijat cara ampuh bikin orang tidur sip dah

3. mendengarkan music. yang slow2 aja dah, pake earphone juga boleh, yang jelas music yang ngantukin

4. minum susu yang hangat

5. minum teh

6. hindari alkohol, rokok dan kafein menjelang tidur

7. tidur di kamar yang ventilasinya bagus, tempat tidur yang enak, dan jangan tengkurap hehehe

8. siang harinya lakukan latihan fifik eh sore ding

9. Jam tidur yang teratur

10. bangun tidur yang awal pagi hari

11. gunakan tempat tidurmu benar2 untuk tidur

12. jam yang mengganggu dibuang aja tik tok tik tok

13. hehehe ngitung kambing juga bisa kayaknya

ini rada aneh tapi yah coba aja lah:

14. tidur dengan kepala menghadap ke utara

15. jangan nonton tv atau membaca sebelum tidur

16. bayangkan sesuatu yang damai atau membosankan ato pikirkanlah bahwa ini saatnya bangun

17. tutup telinga

18 jangan berpikir

19 jalan sebentar sebelum tidur


yuppp selamat mencoba ya

Demam and Selimut , Air dalam ember dan Ac

Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh sebagai akibat dari infeksi atau peradangan. Dalam proses melawan invasi mikroba, leukosit mengeluarkan zat2 kimia. Beberapa diantaranya merupakan pirogen endogen yang juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk menaikan patokan termostat. Yang mungkin awalnya hanya 36,7 derajat C menjadi 38 derajat C. Akibatnya yang mana tadinya termostat kita 36,7 C terhadap suhu lingkungan, tubuh kita tidak merasa kedinginan (biasa aja) menjadi terasa lebih dingin pada saat termostat kita 38 C.
Oleh karena untuk menyamakan suhu tubuh dengan termostat supaya tidak dingin lagi, tubuh kita mengadakan mekanisme menggigil untuk meningkatkan produksi panas dan vasokontriksi pembuluh darah superficial (nah karena itu kebanyakan orang demam tampangnya pucat) untuk mengurangi pengeluaran panas.Dan akhirnya suhu tubuh menjadi lebih panas sesuai dengan termostat.

Yang mau aku bahas di sini berdasarkan patofisiologis adalah penggunaan sellimut dan penghilangan panas lewat perendaman kaki pada ember berisi air.

Penggunaan selimut: menurut aq orang demam lebih baik tidak menggunakian selimut coz penggunaan selimut malah mempercepat kenaikan suhu tubuh.

Rendam kaki: hal ini dilakukan dalam usaha pembuangan panas , melalui jalur pembuluh darah yang melalui kaki, coz aliran darah berlangsung terus menerus, sehingga jika kita rendam kaki kita akan terjadi mekanisme pembuangan panas.

Oya pemakaian AC: lebih baik suhu ruangan menggunakan suhu ruangan biasa 27C supaya perbedaan suhu lingkungan dengan termostat tubuh tidak menyebabkan mekanisme pembentukan panas yang berlebihan

Tips mengatasii demam:
- kalo sudah mulai merasa dingin , (maksudnya kedinginan karena demam, bisa bedain to???) lebih baik jangan berselimut ria
- jika merasa sudah terjadi peningkatan suhu tubuh dan gejala2 demam minum Parasetamol 500 mg pake yang generik aja yang harga 1000 an sama aja koq sama panadol
- kompres lah kepala dengan air di tambah di ketiak dan selangkangan juga boleh yang penting mekansime pembuangan panas(ga usah dingin2 yang penting kompres rajin di ganti)
- kombinasi kompres kepala, ketiak, tengkik, leher, rendam kaki (menurut pengalaman manjur lohhhhhh suhu ku 38,5 jadi 37 dalam 30 menit tapi naik lagi cepet soalnya aku kena dengue fever padahal minum parasetamol ga turun2)tapi kalo kalian tahan soalnya katanya bikin masuk angin, tapi aqu ga tuh
- minum yang banyak tiap jam atau mau kencing minum 200cc air (ketimbang di infuuuuus)
- makan yang banyaaaaaaaakkkkk walo ga nafsu harus dipaksaiin makan
- kalo dalam 1-1,5 hari ga sembuh2 langsung ke dokter okey!
- jangan stres, nikmati aja sakitnya happy-happy.
- oya Berdoa, sama introspeksi diri, siapa tau penyakitmu ini merupakan teguran dari Tuhan

nb: tapi kalo ga tahan dingin pengen selimutan juga ga papa ketimbang menderitaaaa, tapi kalo nyadar itu pembentukan panas ya bagus
ni post hasil pindahan dari chradnt.blogspot.com blog lamaku he3

Senin, 06 September 2010

Wet Dream / Nocturnal Emisson / Mimpi Basah

Wet Dream / Nocturnal Emisson / Mimpi Basah

Mimpi basah, tentunya sebagian besar anak laki-laki yang sudah puber pernah mengalaminya. Bermimpi melakukan hubungan dengan seseorang dan pada pagi harinya sudah terbentuk sebuah pulau di celananya. Namun bukan hanya cowok yang bisa mengalami mimpi basah, cewek pun bisa namun frekuensinya sedikit, dan sering tidak disadari oleh wanita.
Mimpi basah yang dalam bahasa inggrisnya disebut wet dream, dan istilah medisnya disebut nocturnal emission merupakan ejakulasi yang tidak disadari selama tidur dan merupakan orgasme saat tidur. Biasanya hal ini terjadi akibat dari mimpi erotis.
Sebagian besar remaja yang baru pertama kali mengalaminya akan terkejut. Jika remaja tersebut tidak menyadari proses seksual yang normal, ia akan bingung pada apa yang terjadi padanya. Pengalaman mimpi basah terjadi pada saat pubertas, tetapi beberapa tidak mengalami sampai di kemudian hari. Beberapa orang tidak memiliki mimpi erotis sampai akhir masa remaja mereka dan beberapa tidak memilikinya sama sekali.
Selama tidur, tubuh Anda akan measuki fase tidur REM, yang berlangsung dari beberapa menit sampai setengah jam. Selama periode REM, pria mengalami beberapa ereksi dan perempuan mengalami lubrikasi vagina. Jika mimpi selama tidur REM sangat menggairahkan, sensasi dari penis yang ereksi dan menempel kasur dapat memicu mimpi erotis dan ejakulasi pada pria. Mimpi ini terjadi karena kegiatan intens yang terus-menerus terjadi di dalam pikiran bawah sadar kita. Dan karena seks adalah salah satu yang paling kuat dari semua drive manusia, tidaklah mengejutkan bahwa mimpi begitu banyak memiliki konten seksual kuat. Jika kita memiliki dorongan yang mendalam untuk melakukan hal-hal tertentu, hal-hal tersebut sangat mungkin untuk keluar dalam mimpi kita - di mana hati nurani kita tidak bisa mencegahnya terjadi.
Namun ternyata kita memiliki sensor dalam hati nurani kita atau sebut saja sensor mimpi yang cenderung ‘mebersihkan’ mimpi. Jadi, jika seseorang yang memiliki pandangan sangat ketat mengenai hal-hal seksual, apabila ia mulai mengalami mimpi erotis, sensor mimpi mereka bisa mengubah mimpi menjadi hal-hal yang diganti oleh simbol-simbol yang dianggap 'sopan' Dengan demikian, pria bermoral seksual ketat mungkin memiliki keinginan dalam bawah sadar untuk melakukan hubungan seks dengan wanita cantik. Daripada bermimpi tentang vagina, dia akan terus bermimpi tentang terowongan dan kereta bawah tanah. Daripada bermimpi tentang payudara dia akan mimpi tentang gunung yang indah. Demikian pula, seorang wanita bermoral seksual sangat ketat tidak akan mimpi dari penis. Sebaliknya, dia akan mimpi simbol penis, seperti: menara, gereja, roket, cerutu, cerobong asap. Namun, tampaknyapada saat ini 'simbolisme mimpi' tampaknya kurang umum daripada dulu, karena zaman sekarang hal-hal yang berbau seksual sudah sangat terbuka dibandingkan dengan zaman dahulu.
Kebanyakan laki-laki (meskipun tidak semua) memiliki banyak mimpi basah saat remaja, 20-an dan 30-an. Frekuensi mimpi tersebut cenderung berkurang dengan bertambahnya umur, tapi banyak pria yang memiliki tuntutan seksual tinggi (sexually-charged male) terus mengalami mimpi erotis jauh ke usia 60-an dan 70-an.
Pada beberapa orang mendapatkan mimpi basah sangat menggangu seperti inses, kekerasan atau perkosaan. Jika hal ini terus terjadi pada Anda, maka harus ada beberapa penyebab psikologis di belakangnya, jika hal ini sangat mengganggu lebih konsultasi ke ahli psikologis.
Frekuensi mimpi basah sangat bervariasi dari orang ke orang. Sebagian besar pria mengalami saat remaja, sementara beberapa orang tidak pernah mengalami sama sekali. Faktor-faktor seperti frekuensi masturbasi, diet dan usia tampaknya memiliki sedikit pengaruh pada frekuensi mimpi basah seseorang. Biasanya frekuensi mimpi basah 15-30 hari seminggu apabila frekuensinya 2 kali seminggu atau lebih dan disertai gejala lain, seperti pusing, letih dan insomnia dapat mengarah sesuatu yang patologis
Berikut beberapa pengaruh yang disebabkan mimpi basah berlebihan:
- Gangguan hormonal (kurangnya kadar androgen dan testosteron)
- Gangguan produksi dan fungsi , bentuk dan pergerakan sperma
- Kurangnya konsentrasi sperma
- Tidak ada semen
- Gangguan seksual seperti disfungsi ereksi atau ejakulasi dini
- Konstipasi
- Berat badan berkurang
- Berkurangnya kepercayaan diri
Apabila frekuensi mimpi basah anda berlebih sebaiknya segera periksakan ke dokter. Semoga bermanfaat. 

sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Nocturnal_emission
http://www.netdoctor.co.uk/sex_relationships/facts/sexualdreams.htm
http://www.roymedical.com/english/nocturnal.htm

Sabtu, 04 September 2010

Tindihan / Sleep Paralysis

Sleep Paralysis / Tindihan

Tindihan tidak sedikit masyarakat kita pernah mengalaminya, namun apa itu tindihan? Berdasarkan pengalaman saya sendiri tindihan itu suatu rasa tidak bisa bangun dari tidur, merasa terikat atau tertindih sesuatu yang berat saat akan berusaha untuk bangun atau tersadar darin tidur. Merasa mendengar suara orang yang sedang nonton tv atau ngobrol di ruangan sebelah, dan hanya mengeluarkan suara-suara melenguh dan gerakan-gerakan kecil saat berusaha terbangun. Benar –benar suatu sensasi yang tidak menyenangkan saat tidur dan pernah dalam suatu malam hal ini terjadi berkali-kali. Untuk memudahkan untuk bangun saya harus disentuh oleh orang lain. Paling menyebalkan adalah suatu kali saya pernah mengalami tindihan pada siang hari dan kamar saya dekat ruang tv, saya melenguh-lenguh tapi kakak saya yang sedang nonton tv tidak menghiraukan, huh benar2 menyebalkan.

Banyak cerita atau asumsi yang beredar di masyarakat mengenai tindihan. Ada yang mengaitkan dengan hal-hal mistis seperti diinjak setan raksasa atau ditindihi setan, saya sempat ketakutan mendengar hal-hal tersebut. Namun persepsi saya yang dulu, karena sering melihat film-film kungfu yang hobi mengerahkan jurusan totokan, maka saya berpikir saat itu karena gangguan aliran darah hahaha.

Lalu sebenarnya apa itu tindihan? Tindihan atau dalam bahasa inggris diesbut sleep paralysis merupakan suatu paralisis atau kelumpuhan global pada otot serat lintang yang terjadi saat tidur. Sensasi ini juga disertai perasaan di buru atau merasa dalam bahaya. Sensasi ini dapat dihentikan dengan suatu sentuhan ringan .

Sleep paralysis biasanya disertai keadaan kelebihan waktu tidur siang hari, cataplexy, dan hypnagogic hallucinations, kesemua ini disebut narcolepsy. Sleep paralysis tanpa narcolepsi biasanya dikarenakan keadaan kurang tidur atau depressi.

Patofisiologi terjadinya sleep paralysis yaitu keadaan hipotoni yang terjadi saat tidur REM. Paralisis pada saat tidur biasa terjadi pada saat fase REM, tapi pada keadaan sleep paralysis, paralisisnya mentetap saat akan terbangun. Hal ini menyebabkan seseorang memiliki kesadaran penuh namun tidak dapat bergerak. Paralisis dapat berlangsung beberapa detik sampai menit.

Untuk mengetahui bagaimana tubuh menjadi lumpuh sementara orang sudah bangun dan memiliki kesadaran, penting untuk mengetahui bagaimana sklus tidur. Dalam pola tidur mamalia, aktivitas otak saat tidur dibagi menjadi dua fase. Yaitu fase non-REM dan fase REM (Rapid Eye Movement = Gerak Mata Cepat saat tidur, coba cek aja orang yang lagi tidur, kalo sedang dalam fase ini matanya gerak-gerak cepat). NREM dan REM bergantian fasenya secara siklis sepanjang malam, sekitar 80 menit NREM terjadi saat mulai tidur dan sekitar 10 menit kemudian diikuti REM berikut, siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali selama tidurmalam

Selama tidur NREM, tubuh menghasilkan beberapa gerakan, tapi tubuh memiliki kemampuan bergerak sekitar di tempat tidur (ngulet kali ya susah mengutarakanya) dan menghasilkan beberapa kegiatan motor lain, seperti tidur sambil berjalan dan berbicara. Kontraksi jantung-otot dan pernapasan pada tingkat seragam, dan matanya bergerak perlahan-lahan .Selama tidur REM, di sisi lain, denyut jantung, laju respirasi, dan tekanan darah berbeda-beda. Mata bergerak cepat karena kebanyakan bermimpi terjadi di periode ini, dan tidur itu mungkin "lihat" pada objek bergerak dalam mimpi.

Kontrol otak atas otot selama tidur REM menunjukkan bahwa dalam periode ini, tubuh biasanya dalam keadaan lumpuh total, yang disebut kelumpuhan flaksid noreciprokal. Mungkin fungsinya untuk mencegah seseorang dari bergerak seperti dalam mimpi, otak mengirimkan sinyal-sinyal untuk menghambat kontraksi otot apapun .Meskipun beberapa otot perifer, seperti otot-otot jari-jari dan wajah, masih berkedut, otot-otot kerangka besar menjadi santai, atau "lumpuh". Seorang pasien yang menderita sindrom langka yang disebut REM Sleep Behavior Disorder tidak memiliki kelumpuhan flaksid nonreciprocal yang normal, dan melakukan kekekrasan seperti dalam mimpinya selama tidur REM, seringkali dengan konsekuensi yang merugikan . Sebagai contoh, seorang ahli bedah berusia 60 tahun bermimpi bahwa ia diserang "oleh penjahat, teroris, dan monster yang selalu berusaha untuk membunuh [dia]" dan berperang melawan mereka dalam mimpi buruk, dia benar-benar memukul dan menendang istrinya yang tidur di ranjang yang sama. (mungkin ini sama juga tidur berjalan so, tidur berjalan kebalikanya tindihan)

Paralisis flaksid nonresiprokal pada fase REM ini terjadi karena ada penghambatan postsynaptic dari motorneurons. Meskipun tidak terdapat penjelasan yang jelas mengenai proses inhibisi motor , terdapat beberapa neurotransmiter dan hormon yang diketahui banyak diproduksi selama tidur REM. Aministering physostigmine, suatu inhibitor enzim katabolik, yang meningkatkan konsentrasi asetilkolin dalam neuron di pons, sehingga memungkinkan untuk terjadinya fase tidur REM di tengah tidur NREM. Carbachol, suatu agonis kolinergik, menghasilkan periode tidur REM pada kucing ketika disuntikkan ke dalam tegmentum pontine. Hormon melatonin yang berguna untuk mengontrol ritme sirkadian, tampaknya juga memainkan peran penting dalam meningkatkan keadaan REM, tingkat sekresi melatonin oleh kelenjar pineal mencapai titik terendah selama tidur REM. Neurotransmitter dan hormon tersebut mungkin mengaktifkan atau menghambat aktivitas second messengger, yang kemudian mengaktifkan atau menghambat utusan ketiga, dan seterusnya sampai mesengger selanjutnya, menghambat transmisi synaptic atau menyebabkan hyperpolarization dari motorneurons. Untuk beberapa alasan, sistem saraf atau endokrin terus untuk melepaskan inhibitor saraf, seseorang mungkin mengalami Sleep Paralysis saat ia akan tersadar langsung atau terbangun dari periode REM.

Kadang terdapat orang yang juga mengalami halusinasi auditori atau visual sehingga pada saat terjadi sleep paralysis, orang tersebut seperti melihat atau mendengar sosok yang menakutkan. Bagaimana terjadinya halusinasi visual atau auditori ini masih belum jelas, namun tampaknya memiliki hubungan yang signifikan dengan kegelisahan. Kegelisahan merupakan peristiwa neurokognitif yang erat terkait dengan psikologis dan proses fisik , kecemasan atau kepanikan yang ekstrim dapat menyebabkan pelepasan beberapa molekul sinyal yang berbeda yang memicu segala macam kejadian fisik. Seseorang mengalami Sleep Paralysis merasa takut atau panik fana yang ekstrim, dan karena itu,otak menghasilkan dan melepaskan rangsangan visual atau auditori internal, menghasilkan halusinasi.

Halusinasi selama Sleep Paralysis juga mungkin terjadi, untuk terus bermimpi bahkan setelah beberapa bagian otaknya langsung bangun dari tidur REM. Karena sistem saraf dan endokrin terus melepaskan inhibitor saraf yang menopang kelumpuhan, ada kemungkinan bahwa sistem-sistem terus melepaskan aktivator saraf yang merangsang bermimpi. Jadi, seseorang bisa saja "melihat" gambar dan "mendengar" suara-suara yang dihasilkan dalam mimpi padahal dia baru saja bangun dari tidur REM.

Untuk memahami konsep neural yang lebih mengenai sleep paralysis, beberapa peneliti sekarang memiliki hipotesis yaitu kondisi yang sangat langka yang disebut Nocturnal Sudden Unexplained Death Syndrome (SUNDS) erat mungkin berhubungan dengan Sleep Paralysis . Menjelang kematian, korban SUNDS tidak menghasilkan gerakan tubuh meskipun dia mengalami infark miokard dan kesulitan bernapas dan harus merasa kesakitan. Kematian dapat disebabkan oleh atonia otot ekstrim selama sleep paralysis yang begitu parah sehingga bahkan melumpuhkan otot jantung dan diafragma.

Berikut beberapa penyebab tindihan atau sleep paralysis:

§ Penderita narkolepsi

§ Tidur dengan wajah mendangak atau posisi supinasi

§ Jadwal tidur yang tidak teratur, kurang tidur

§ Peningkatan stress

§ Perubahan lingkungan dan gaya hidup

§ Mimpi yang jelas ( ga tau artinya A lucid dream that immediately precedes the episode.)

§ Konsumsi alkohol berlebihan disertai kurang tidur

Jadi hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi sleep paralysis atau tindiahan antara lain :

- buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.
-
. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.
- hindari faktor penyebab dan sering-sering berganti posisi tidur
- jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.

Demikian semoga bermanfaat. Mohon saran dan kritik

Sumber:

Merit’s Neurology

Wikipedia.com

Kompas.com

http://serendip.brynmawr.edu :

- http://www.castleofspirits.com/sleep.html

- http://www.james-harvey-stout.com/dream-11.htm

- http://bisleep.medsch.ucla.edu/sleepsyllabus/fr-d.html

- http://www.hip.atr.co.jp/~terril/SSE.Presentation.HTM

- http://web.indstate.edu/thcme/anderson/NCR.html

thanx 2 google translate

Selasa, 10 Agustus 2010

Vaksin untuk orang Dewasa

BERIKUT daftar jenis vaksin yang dianjurkan untuk orang dewasa, seperti diinformasikan dalam buku Imunisasi Dewasa
yang diterbitkan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Untuk mendapatkan vaksin tersebut, cek rumah sakit dan
klinik langganan Anda.

1. Hepatitis A
Jenis vaksin ini untuk mencegah penyakit hepatitis A yang disebabkan virus. Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia
melalui saluran pencernaan dan menyerang organ hati. Vaksin hepatitis A diberikan dua kali pada orang dewasa,
dengan rentang waktu enam hingga 12 bulan.

2. Hepatitis B
Vaksin diberikan tiga kali dengan jarak satu hingga enam bulan sebagai pencegahan penyakit hepatitis B. Khusus untuk
vaksinasi hepatitis B, Anda akan diperiksa dulu apakah tengah mengidap atau tidak. Pemeriksaan laboratorium juga
harus dilakukan untuk mencari tahu apakah Anda sudah memiliki antibodi yang cukup untuk melawan hepatitis B atau
belum. Jika ternyata Anda menderita hepatitis B atau sudah memiliki antibodi yang cukup, vaksinasi sudah tidak
dibutuhkan. Antibodi yang cukup untuk melawan hepatitis B umumnya diperoleh jika Anda sering melakukan kontak
dengan penderita hepatitis B sehingga tubuh dengan sendirinya memproduksi antibodi yang cukup kuat.

3. Tifus Abdominalis
Vaksin ini bertujuan mencegah berjangkitnya penyakit tifus atau demam tifoid yang biasanya disebabkan kuman yang
menyebar melalui makanan. Vaksinasi ini diberikan setiap tiga tahun.

4. Vaksin Campak, Gondongan, Rubela (MMR/Mumps, Measles, Rubella)
Vaksin diberikan satu kali untuk orang dewasa yang lahir setelah 1957. Sedangkan orang yang lahir sebelum tahun itu
dianggap sudah memiliki kekebalan alami terhadap MMR. Vaksin ini diberikan untuk menghindari penyakit campak,
gondongan, dan rubela yang disebabkan virus. Orang yang lahir pada 1957 atau sebelumnya, menurut
Ontariocountypublichealth.com, berarti sudah melalui masa epidemik campak. Karena itu, orang-orang itu diperkirakan
sudah pernah menderita campak dan sudah sembuh. Survei juga menguatkan bahwa 95%-98% orang yang lahir
sebelum 1957 kebal terhadap campak. Pada tahun itu juga vaksin campak ditemukan.

5. Tetanus
Untuk mencegah berkembangnya penyakit tetanus yang disebabkan kuman pada luka. Vaksin tetanus diberikan tiga
kali untuk dosis lengkap. Vaksin kedua diberikan setidaknya empat minggu setelah pemberian vaksin pertama.
Sedangkan vaksin ketiga diberikan enam hingga 12 bulan setelah pemberian vaksin kedua.


6. Vaksin Varisela
Vaksin diberikan untuk mencegah orang terserang infeksi varisela atau yang biasa kita sebut cacar air yang disebabkan
virus. Cacar air pada orang dewasa bisa lebih berbahaya daripada anak-anak. Bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Vaksin ini diberikan dua kali dengan rentang waktu empat hingga delapan minggu dan dianjurkan untuk orang berusia di
atas 13 tahun.

7. Influenza
Vaksinasi influenza diberikan satu kali setiap tahun kepada orang dewasa untuk mencegah terkena penyakit influenza
yang menyerang saluran pernafasan dan disebabkan virus. Sasaran utamanya adalah orang-orang berusia di atas 50.
Alasannya, usia tersebut sudah mengalami penurunan daya tahan tubuh hingga rentan terpapar virus influenza.

8. Pneumokokus
Sebagai pencegahan penyakit pneumokokkus yang disebabkan bakteri Streptokokus pneumonia, vaksin pneumokokus
diberikan pada orang dewasa. Penyakit ini dapat terjadi pada semua orang, semua usia, dan dapat berujung pada
infeksi di paru-paru, darah, otak, dan telinga. Vaksinnya terutama diberikan kepada orang dewasa berusia 65 tahun dan
lebih sebanyak satu kali.

9. Meningokok
Untuk mencegah penyakit meningitis, yakni radang selaput otak yang disebabkan bakteri, seseorang diberi vaksin
meningokok. Jenis vaksin ini termasuk wajib diberikan kepada calon haji yang akan berangkat ke Arab Saudi. Perlu
diulang setiap tiga tahun.

10. Rabies
Umumnya ditularkan anjing, serigala, dan kelelawar. Oleh karena itu, orang dewasa yang menjadi sasaran utama
vaksinasi rabies adalah orang-orang yang berisiko tinggi terkena rabies. Misalnya orang yang sering melakukan kontak
dengan hewan.

11. 'Yellow Fever'
Vaksin diberikan untuk menghindarkan orang dari penyakit yellow fever. Penyakit ini disebabkan virus yang ditularkan
kepada manusia melalui nyamuk Aedes aegypti. Ini merupakan salah satu vaksin yang diwajibkan organisasi kesehatan
dunia (World Health Organization) untuk semua orang yang akan berkunjung ke Afrika Selatan. Jenis vaksinasi ini perlu
diulang setiap 10 tahun.

12. 'Japanese Encephalitis'
Vaksin ini diberikan kepada orang dewasa untuk mencegah terkena penyakit Japanese encephalitis yang disebabkan
virus yang menular ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk culex yang sudah terinfeksi. Penyakit ini banyak ditemukan
di China, India, dan Asia Tenggara, khususnya di daerah-daerah pedesaan seperti sawah, peternakan, dan genangan
air. Vaksin ini juga disarankan bagi orang yang akan bepergian ke daerah-daerah tersebut dan tinggal di daerah itu
selama lebih dari 30 hari.



cpddokter.com - Continuing Profesional Development Dokter Indonesia

Six ways you can help your immune system

If you didn’t have a functioning immune system, simply brushing your teeth would introduce enough harmful bacteria into your bloodstream to kill you. Luckily, your immune system protects you from these common, everyday bacteria.

Sight unseen, your immune system cells are constantly gobbling up bacteria and blocking viruses from invading your cells. Like your heartbeat or your digestion, the immune response is a function you don’t control. But there are plenty of things you can do to lend a helping hand.

1. Good hygiene. The first line of defense is to keep germs at bay by following good personal hygiene habits. Stop infection before it begins and avoid spreading it to others with these easy measures:

  • Wash your hands with soap and water before preparing food and after using the bathroom.
  • Cover your mouth and nose with a tissue when you sneeze or cough, or cough into your elbow rather than your hand.
  • Wash and bandage all cuts. Any serious cut, or animal or human bite, should be examined by a doctor.
  • Do not pick at healing wounds or blemishes or squeeze pimples. Doing so allows germs to enter.

2. Vaccination. Many serious infections can be prevented by immunization. While some common side effects, such as a sore arm or low fever, may occur, vaccines are generally safe and effective. Consult your health care provider regarding your immunization status. In general:

  • Children should receive the recommended childhood vaccinations.
  • Adults should make sure their vaccinations are up to date.
  • Travelers should get any necessary additional immunizations.

3. Food safety. Although most cases of food poisoning are not life-threatening, a few may lead to serious medical conditions, including kidney failure and meningitis. You can prevent most cases of food poisoning in your household by preparing and storing your foods safely. The following precautions will help kill germs that are present in the food you buy and help you avoid introducing new bugs into your food at home:

  • Wash your hands with soap and water before and after each time you handle a raw food.
  • Rinse all meat, poultry, and fish under running water before cooking. Rinse all fruits and vegetablesunder running water before cooking or serving them.
  • Separate raw foods and cooked foods, and never use the same utensils or cutting boards with cooked meat that were used with raw meat.
  • Cook foods thoroughly, using a meat thermometer to ensure that whole poultry is cooked to 180° F, roasts and steaks to 145° F, and ground meats to 160° F. Cook fish until it is opaque.
  • Defrost foods only in the refrigerator or in the microwave.

4. Healthy travel. If you are planning a trip, ask your doctor if you need any immunizations. Discuss your travel plans with your physician at least three months before you leave. In addition:

  • If you are traveling to an area where insect-borne disease is present, take and use an insect repellentcontaining DEET. In many tropical regions, mosquitoes can carry malaria, dengue, yellow fever,Japanese encephalitis, and many other serious infections. In many parts of the United States, ticks in meadows and woods carry Lyme disease or other diseases.
  • Avoid getting any unnecessary shots, immunizations, or even tattoos abroad. Needles and syringes (even the disposable ones) are reused in some parts of the world.

5. Clean water. Some countries do not follow stringent standards of water safety. If you have any doubt about the food or water while traveling, take these precautions:

  • Do not consume ice while traveling. Freezing does not kill all infectious microbes.
  • Drink only bottled drinks — such as soft drinks or bottled water — that have secure caps. Be aware that some fruit juices contain impure local water.
  • Boil all tap water before drinking or drink only bottled water; use bottled or boiled water to brush your teeth.
  • Do not eat uncooked vegetables, including lettuce; do not eat fresh, uncooked fruit you have not peeled yourself.
  • Do not consume dairy products (milk may not be pasteurized).
  • No matter where you are, avoid drinking untreated water from lakes and streams, which can contain disease-causing organisms from human or animal waste. If you must drink the water, bring it to a rolling boil for one minute to reduce the chance of infection.

6. Safe sex. The only sure way to prevent sexually transmitted diseases (STDs) is to not have sexual intercourse or other sexual contact. But the next best choice is to follow these safer sex guidelines:

  • Engage in sexual intercourse only with one partner who has been tested and who is having sex only with you.
  • Use a latex or polyurethane condom or a female condom every time you have sex.
  • For oral sex, use a latex or polyurethane male condom or a female condom.
  • For anal sex, use a latex or polyurethane male condom.

· Changes in urine – When to see the doctor

· Urine is simply excess water and waste products that your kidneys filter from your blood. Its color usually ranges from pale yellow to deep amber, depending on its concentration — the proportion of waste products to water. That, in turn, depends partly on how much fluid you consume.

· For the most part, we pay little attention to urine, unless it looks or smells unusual. A surprising number of things can affect the color and odor of your urine. The most common ones are harmless and temporary, including foods, vitamins, and certain medications. But sometimes changes in urine signal a medical problem, which may range from relatively benign (a urinary tract infection) to serious (kidney or bladder cancer). Here are some suggestions on when you can relax and when you should consult your clinician.

· Vegetables, fruits, and vitamins

· Beets, blackberries, and rhubarb can temporarily turn urine pink or red, which can be alarming, because it may be mistaken for blood. The pigment that gives beets their deep magenta color is stable only at certain levels of stomach acidity and is usually too faint to show up in most people’s urine. The phenomenon — dubbed “beeturia” — occurs in only about 10% to 14% of the population. Even if you’re in that select group, eating beets won’t always have a visible effect, because the acidity of your stomach (and therefore your urine) depends on when you ate and what else you ate. Rhubarb can also turn urine dark brown or tea-colored, as can fava beans and aloe. Carrots, carrot juice, and vitamin C can color urine orange, and B vitamins can turn it a fluorescent yellow-green.

· Asparagus sometimes gives urine a greenish tinge and a distinctive smell. Why this occurs is a matter for speculation. Some blame it on the sulfur-containing fertilizers used on asparagus plants (there is no record of the vegetable changing urine odor before such fertilizers were introduced). Others suggest that only people who carry a particular gene break down the sulfur-containing proteins in asparagus that release the odor. Still another view is that the smell of everyone’s urine undergoes a change, but only some of us notice it. The current consensus seems to be that some of us produce smelly urine after eating asparagus, and some of us do not, while some can detect the odor and some cannot.

· Medications and medical problems

· Various prescription and over-the-counter medications can change the look of your urine. So can certain medical conditions, most commonly urinary tract infections (UTIs), which affect about half of all women at least once during their lives. The mucus and white blood cells associated with UTIs can turn urine cloudy and cause an unpleasant odor. Symptoms also include a frequent and urgent need to urinate, burning pain with urination, and abdominal pain. Contact your clinician if you experience these symptoms, which usually disappear quickly after you start oral antibiotics.

Medications associated with changes in urine color

Color of urine

Medications

red

senna (Ex-Lax), chlorpromazine (Thorazine), thioridazine (Mellaril)

orange

rifampin (Rifadin), warfarin (Coumadin), phenazopyridine (Pyridium)

blue or green

amitriptyline (generic), indomethacin (Indocin), cimetidine (Tagamet), promethazine (Phenergan)

dark brown or tea-colored

chloroquine (Aralen), primaquine (generic), metronidazole (Flagyl), nitrofurantoin (Furadantin)

· UTIs can also cause blood in the urine (hematuria). If the amount is very small, the urine appears normal, and the blood is visible only under a microscope. Larger amounts can cause urine to appear pinkish, red, or cola-colored.

· Another possible cause of hematuria is kidney stones — hard, crystalline masses ranging in size from a grain of sand to a pearl that form within the urinary tract or kidney. A stone may cause hematuria if it irritates the ureter (the tube that carries urine from the kidney to the bladder). Kidney stones can also cause extreme pain in your back or side, and fever, chills, and vomiting, for which you should seek immediate medical attention. But most stones will pass out of the body without medical intervention.

· Hematuria can also result from an injury to the upper or lower urinary tract (for example, in a car accident or bad fall). Strenuous exercise (especially running) can sometimes cause hematuria because the repeated jarring damages the bladder. Less common sources of hematuria are bladder cancer and kidney cancer or other kidney disease — so be sure to check with your doctor if your urine appears reddish for no apparent reason.

source: havard medical school